. LEARNING GROUP: October 2010

Listen The Music


Music

You are the...........th Visitor

Sunday, October 31, 2010

Pantun Kasih Sayang

Sumber: Tripod.com

Segak gagah putera bistari
puteri manja kesayangan ratu,
Seri wajahmu igauan mimpi
senyum kerlingan penawar rindu,

Camar laut melayang rendah
tampak ikan lalu disambar,
Kasih padamu hinggap menyinggah
dalam pelukan bukanlah sebentar,

Tuesday, October 26, 2010

Thumbelina

There was once a woman who wished very much to have a little child, but she could not obtain her wish. At last she went to a fairy, and said, "I should so very much like to have a little child; can you tell me where I can find one?"
"Oh, that can be easily managed," said the fairy. "Here is a barleycorn of a different kind to those which grow in the farmer's fields, and which the chickens eat; put it into a flower-pot, and see what will happen."
"Thank you," said the woman, and she gave the fairy twelve shillings, which was the price of the barleycorn. Then she went home and planted it, and immediately there grew up a large handsome flower, something like a tulip in appearance, but with its leaves tightly closed as if it were still a bud.

Saturday, October 9, 2010

Puisi Baru


Contoh-Contoh Puisi Baru

1.      Ode
Bentuk puisi baru yang isinya berupa sanjungan kepada pahlawan. Bentuk puisi ini juga dikatakan puisi kepahlawanan.
Contoh:

Bagai mutiara diatas lautan
Bagai cahaya dalam kegelapan
Guru,itulah dirimu
Budi luhurmu takkan pernah hilang
Walau ditelan masa

2.      Himne
Bentuk puisi baru yang isinya berupa sanjungan terhadap Tuhan.
Contoh:

Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
(Saini S.K)

3.      Elegi
Bentuk puisi baru yang berisi kesedihan, suara sukma yang meratap, batin yang mengeluh, serta tangisan hati.
Contoh:

Tiada lagi tempatku mengadu
Semua telah pergi dariku
Ya Allah engkau adalah tumpuan harapanku
Bantulah aku menyelesaikan masalah ini

4.      Epigram
Bentuk puisi baru yang isinya mengandung semangat yang ditujukan kepada generasi muda.
Contoh:

Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)

5.      Satire
Bentuk puisi baru yang berisi sindiran.
Contoh:

Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi
di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
(Rendra)

6.      Romance/Romansa
Bentuk puisi baru yang isinya merupakan luapan perasaan kasih sayang, cinta terhadap sesama.
Contoh:

Ibu……
Kasih sayangmu
Takkan pernah luput
Dari ingatanku
Cintamu ibu
Selalu dalam hatiku

7.      Balada
Bentuk puisi baru yang isinya berupa cerita dan kisah perjalanan hidup seseorang.
Contoh:

Sangkuriang…..
Kau begitu durhaka
Pada ibumu
Hingga menjadi
Gunung tangkuban perahu

8.      Distikon
Distikon adalah sajak 2 seuntai, biasanya bersajak sama.
Contoh:

Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal

Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)

9.      Tarzina
Tarzina adalah sajak 3 seuntai, artinya setiap baitnya terdiri dari tiga buah kalimat.
Contoh:

Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana

Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
Dari ; Madah Kelana
Karya : Sanusi Pane

10.  Kuatrin
Kuatrin adalah sajak 4 seuntai, artinya setiap baitnya terdiri dari empat buah kalimat.
Contoh:

Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau

Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)

11.  Kuint
Kuint adalah sajak yang terdiri dari lima baris kalimat dalam setiap baitnya.
Contoh:

Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan

Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan

Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)

12.  Sektet
Sektet adalah sajak atau puisi yang terdiri dari enam buah kalimat dalam setiap baitnya.
Contoh:

Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)

13.  Septina
Septina adalah sajak yang setiap baitnya terdiri dari tujuh buah kalimat.
Contoh:

Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Muhammad Yamin)

14.  Stanza/Oktav
Stanza adalah sajak delapan seuntai, yaitu setiap baitnya terdiri dari delapan buah kalimat.
Contoh:

Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)

15.  Soneta
Soneta adalah bentuk kesusastraan Italia yang lahir sejak kira-kira pertengahan abad ke-13 di kota Florance.

Ciri-ciri sonata yaitu :
a. Terdiri atas 14 baris
b. Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina
c. Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan yang disebut
    octav.
d. Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut isi yang
    disebut sextet.
e. Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam
f. Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang
   dilukiskan dalam ocvtav , jadi sifatnya subyektif.
g. Peralihan dari octav ke sextet disebut volta
h. Penambahan baris pada soneta disebut koda.
i. Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 – 14 suku kata
j. Rima akhirnya adalah a – b – b – a, a – b – b – a, c – d – c, d – c – d

Contoh:

Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala
Melihat anak berelagu dendang
Seorang saja di tengah padang
Tiada berbaju buka kepala
Beginilah nasib anak gembala
Berteduh di bawah kayu nan rindang
Semenjak pagi meninggalkan kandang
Pulang ke rumah di senja kala
Jauh sedikit sesayup sampai
Terdengar olehku bunyi serunai
Melagukan alam nan molek permai
Wahai gembala di segara hijau
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau
Maulah aku menurutkan dikau
(Muhammad Yamin)



Puisi Lama


Contoh-Contoh Puisi Lama

1.      Mantra
Mantra ialah bentuk puisi lama yang tertua, mantera berbait-bait. Kalimatnya ada yang berirama ada yang tidak. Yang dipentingkan adalah iramanya. Makin kuat iramanya makin besar tenaga gaib yang ditimbulkan. Hanya orang yang ahli yang boleh mengucapkan mantera, misalnya pawang atau dukun.
Tujuan mantera adalah sebagai penangkal bala.
Contoh mantra:
Assalammualaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu

2.      Bidal
Bidal ialah perbandingan dan kiasan lama, yang berbentuk kalimat atau ungkapan tetap.
Contoh bidal:
Jika kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga.

3.      Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).
Ciri-ciri Pantun:
1. Rima sajaknya pola sajak silang (a-b-a-b).
2. Biasanya berupa kiasan alam atau apa saja yang dapat diambil sebagai kiasan.
3. Larik pertama dinamai sampiran, larik kedua isi
4. Tiap larik biasanya terdiri atas 4 perkataan
5. Jumlah suku kata setiap larik antara 8 – 12 suku kata

Contoh Pantun:

Pergi ke laut memancing ikan
Ikan didapat dibawa pulang
Sholat jangan engkau tinggalkan
Agar hidupmu menjadi tenang

Bunga mekar di dalam taman
Dipetik oleh si anak dara
Kalau engkau orang beriman
Jangan suka berkata dusta

Pergi ke sawah menanam padi
Padi ditanam tumbuh membesar
Coba tebak binatang ini
Badannya besar, kupingnya lebar

4.      Talibun
Talibun adalah bentuk puisi lama dalam kesusastraan Indonesia (Melayu) yang jumlah barisnya lebih dari empat, biasanya sampai 16-20, serta punya persamaan bunyi pada akhir baris (ada juga yang seperti pantun dengan jumlah baris genap seperti 6, 8, 12)
Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya.
Ciri-ciri Talibun adalah seperti berikut:-
• Ia merupakan sejenis puisi bebas
• Terdapat beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan pemerian
• Isinya berdasarkan sesuatu perkara diceritakan secara terperinci
• Tiada pembayang. Setiap rangkap dapat menjelaskan satu keseluruhan cerita
• Menggunakan puisi lain (pantun/syair) dalam pembentukannya
Gaya bahasa yang luas dan lumrah (memberi penekanan kepada bahasa yang
   berirama seperti pengulangan dll)
• Berfungsi untuk menjelaskan sesuatu perkara
• Merupakan bahan penting dalam pengkaryaan cerita penglipur lara

Contoh Talibun:

Tengah malam sudah terlampau
Dinihari belum lagi nampak
Budak-budak dua kali jaga
Orang muda pulang bertandang
Orang tua berkalih tidur
Embun jantan rintik-rintik
Berbunyi kuang jauh ke tengah
Sering lanting riang di rimba
Melenguh lembu di padang
Sambut menguak kerbau di kandang
Berkokok mendung, Merak mengigal
Fajar sidik menyinsing naik
Kicak-kicau bunyi Murai
Taktibau melambung tinggi
Berkuku balam dihujung bendul
Terdengar puyuh panjang bunyi
Puntung sejengkal tinggal sejari
Itulah alamat hari nak siang

5.      Gurindam
Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.

Pabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang

Dengan ibu hendaknya hormat
Supaya badan dapat selamat.

Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.


6.      Seloka
Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
Contoh seloka:

Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis berguncang

Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan disusui

7.      Syair
Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud).
Ciri-ciri Syair :
1. Tiap bait terdiri atas 4 larik
2.
Jumlah suku kata setiap lariknya 8-12 suku kata
3. Berima aaaa,sempurna atau tidak sempurna
4. Keempat larik kalimatnya mempunyai perhubungan arti
5. Isinya nasihat, dongeng, atau cerita
Contoh syair:

Pada zaman dahulu kala
Tersebutlah sebuah cerita
Sebuah negeri yang aman sentosa
Dipimpin sang raja nan bijaksana

8.      Kit’ah
Kit’ah, yaitu puisi lama yang terdiri dari lima baris sebait (sama dengan kuint)
Contoh Kit’ah:

Jikalau kulihat dalam tanah pada ihwal sekalian ihsan,
Tiada kudapat bedakan pada antara rakyat dan sultan,
Fana juga sekalian yang ada,dengarkan yang Allah selalu berfirman,
Kullu man`alaiaha fanin,yaitu,
Barang siapa yang ada di dalam bumi itu fana juga

9.      Gazal
Gazal, yaitu puisi lama yang terdiri dari delapan baris sebait (sama dengan stanza atau oktaf).
Contoh gazal:

Kekasihku seperti senyawa pun adalah terkasih,termulia juga
Dan nyawaku pun,mana daripada nyawa itu jauh ia juga
Jika 1000 tahun lamanya pun hidup ada sia-sia juga
Hanya jika pada nyawa itu hamper dengan sedia suka juga
dan menghilangkan cintanya pun itu kekasihku yang setia juga

10.  Nazam
Nazam, yaitu puisi lama yang terdiri dari duabelas baris sebait.
Contoh nazam:

Sukar hendak menyelami
Perasaan dan hati wanita
Sama seperti sulitnya
Memahami bahasa ombak
Berdiri di tepian pantai
Aku terpesona oleh keindahan laut
Tiupan bayu serta
Lambaian pohon-pohon kelapa
Namun menatap wajah wanita
Aku tergoda oleh senyumannya
Yang menyalakan rindu
Seperti terdapat banyak wanita
Maka begitulah pula
Ada ramai lelaki
Namun ketiadaan wanita
Mampu menukarkan dunia
Menjadi sebuah padang sepi
Yang kosong dan bisu
Terima Kasih wanita
Tanpamu
Aku tak akan lahir ke alam ini!

11.  Ruba’i
Ruba’i, yaitu puisi lama yang terdiri dari empat baris sebait (samadengan kuatrin). Skema persajakannya adalah a-a-b-a dan berisi tentang nasihat, puji-pujian atau kasih sayang.
Contoh ruba’i :

Subhanahu Allah apa segala hal manusia
Yang tubuhnya dalam tanah jadi duli yang sia
Tanah ini kujadikan tubuhnya kemudian
yang ada dahulu ada padanya terlalu mulia

12.  Masnawi
Adalah jenis puisi melayu lama yang berasal dari arab –parsi. Puisi ini berisi puji pujian tentang tingkah laku seseorang yang mulia.
Ciri-ciri masnawi:
1.Jumlah larik dan barisnya tergolong bebas
2.Skema rima berpasangan (aa,bb,cc,……)
3.Memuji-muji orang
Contoh Masnawi:

UMAR

Umar yang adil dengan perinya
Nyatalahpun adil sama sendirinya
Dengan adil itu anaknya dibunuh
Itulah adalat yang benar dan sungguh
Dengan bedah antara isi alam
Ialah yang besar pada siang dan malam
Lagi pun yang menjauhkan segala syar
Imamu`ilhak di dalam kandang mahsyar
Barang yang hak tat`ala katakan begitu
Maka katanya sebenarnya begitu


You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Powered by Blogger.