. LEARNING GROUP: IMBUHAN ASING

Listen The Music


Music

You are the...........th Visitor

Monday, November 29, 2010

IMBUHAN ASING



1. Imbuhan Asing

Dalam pertumbuhan bahasa Indonesia, banyak imbuhan baru atau serapan dari bahasa daerah, terutama dari bahasa-bahasa asing. Imbuhan-imbuhan tersebut sangat produktif, lebih banyak tampil dalam surat kabar-surat kabar atau karya ilmiah.




2. Macam-macam Imbuhan Asing dan maknanya

A. Imbuhan asing dari bahasa Daerah
(1) Awalan tak = tidak
Contoh: tak sadar,tak aktif,tak sosial,dsb.

(2) Awalan serba = seluruhnya/semuanya
Contoh: serba merah, serba susah,dsb.

(3) Awalan tuna = kehilangan sesuatu, ketiadaan, cacad.
Contoh: tunakarya, tunawisma, tuna susila, dsb.

(4) Awalan antar = sekitar (dari inter)
Contoh: antarpulau, antarkota, antardaerah, antarbangsa,
dsb.

B. Imbuhan asing dari bahasa Sanskerta
1. Bentuk awalan sebagai berikut:
Awalan maha = sangat/besar, pra =
sebelum (= pre), swa = sendiri, dan
dwi = dua, dsb., merupakan contoh-
contoh awalan dari bahasa Sanskerta.

Contoh:
(a) Para mahasiswa sedang melakukan penelitian di Gunung Merapi.
(b) Zaman prasejarah manusia belum mengenal tulisan.
(c) Pembanguan pertanian bertujuan menciptakan swasembada pangan.
(d) Kita harus terus menjaga agar dwiwarna selalu berkibar di bumi
nusantara.

Selain itu dijumpai pula kata-kata bilangan lain: eka darma, trimurti,
caturkarya, pancasila, dsb.

2. Bentuk akhiran dari bahasa Asing

a. Akhiran –wan, -man, -wati

Akhiran –wan, -man, -wati berasal
dari bahasa Sanskerta. Akhiran
tersebut menunjukkan jenis kelamin.
Akhiran –wan, dan –man menyatakan
jenis kelamin laki-laki,
sedangkan –wati menunjukkan jenis
kelamin wanita. Akhiran tersebut
membentuk kata benda.

Makna akhiran –wan, -man, dan –wait adalah sebagai berikut:

1. Menyatakan orang yang ahli.
Misalnya : ilmuwan, rohaniwan, dan
budayawan, sastrawan, dsb.

2. Menyatakan orang yang mata
pencahariannya dalam bidang tertentu.
Misalnya : karyawan, wartawan, dan industriwan

3. Orang yang memiliki sifat khusus
Misalnya : hartawan dan dermawan

4. Menyatakan jenis kelamin

b. Akhiran –i, -wi, -iah, berfungsi membentuk kata sifat berasal dari
Arab. Terdapat juga akhiran –in, dan –at yang berfungsi membentuk kata
benda.

Perhatikan contoh-contoh berikut:

1. alami, badani, insani, hewani, artinya menyatakan ‘bersifat ….’
2. duniawi, manusiawi, dan surgawi, artinya menyatakan ‘bersifat….’
3. jasmaniah, ilmiah, harfiah, rohaniah, artinya ‘mempunyai sifat….’
4. Muslimin, mukminin, hadirin, dan muktamirin merupakan penunjuk
jamak tak tentu pria dan wanita.
5. muslimat, mukminat, mualimat, dan sebagainya merupakan bentuk
penunjuk jamak untuk wanita.

c. Akhiran –er, -al, -ik, -if, -is, -isme, -isasi, -logi, dan –or.

Imbuhan asing tersebut berasal dari bahasa Barat.

Perhatikan contoh-contoh berikut:
1. Tuti bekerja sebagai tenaga honorer di Bank Mandiri (bersifat honor)
2. Secara materiil, Tini tidak sebanding dengan Tuti (bersifat materi)
3. Cerita Hang Tuah termasuk cerita yang heroik (bersifat hero atau
kisah kepahlawanan)
4. Kalau berbicara itu harus obyektif (berdasarkan objek)
5. Indonesia menolak anggapan Australia bahwa Indonesia tidak selektif
dalam mengimpor barang. (berdasarkan seleksi)
6. Kolonialis Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun. (bersifat
koloni)
7. Kita harus memiliki semangat nasionalisme. (bersifat nasional atau
kebangsaan)
8. Sudah lima tahun Budi Harsono memimpin organisasi sosial. (hal yang
bersangkut paut dengan)
9. Bu Ida mengajar biologi di sekolah kami. (ilmu/pengetahuan tentang)

0 comments:

Post a Comment

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Powered by Blogger.